Bab ; Kepastian

Menurutmu kita ini apa?

Pertemuan-pertemuan kita selalu membawa dahaga bagiku, ingin lagi dan lagi. Aku berani bersumpah kalau perasaanmu pun begitu.


Tapi lagi-lagi aku harus dikecewakan dengan ketidak pastian. Lalu kau anggap kita ini apa?

Bahkan aku tidak bisa menyebutmu sebagai kekasihku, apalagi temanku. Karena setauku kita pernah saling berjanji untuk tidak mencari-cari lagi. Tapi sebatas kepastian saja, aku masih harus bertanya berulang kali.


Barangkali kau perlu waktu lebih banyak dengan rumitnya kehidupanmu. Dan, aku tidak mungkin menunggu terlalu lama untuk itu. Sebab mencintai akan begitu mudah kalau memang kau orangnya. 


Kau terlalu banyak berjanji padaku, sedang aku pengingat andal di semua kisahku. Aku harap aku bisa melupakan janji-janjimu yang bahkan tidak kau wujudkan itu. Katakan padaku bahwa janjimu tidak hanya untuk membuat hatiku tenang.


Kita ini tanda tanya. Aku yang begitu mencintaimu sampai tidak rela dirimu terbagi oleh siapa pun. Aku yakin kau pun begitu. Namun, ternyata kenyataan cinta tidak semudah itu.


Pada bab kepastian, aku menemukan diriku hampir hilang kendali. Cukup sekali aku bertanya tentang apa arti “kita” ini. Aku menyudahi penantianku. Kalau kau mau datang padaku, aku akan menerimamu dengan baik. Kalau juga tidak aku dengar kabar baik itu, maka sepertinya aku harus selangkah lebih mundur untuk tak berharap tentang apakah aku dan kamu bisa menjadi “kita”.

Komentar

Postingan Populer