BAPAK

 Mungkin kisah-kisah yang menceritakan tentang Bapak tidak selalu menyenangkan. Ada yang tersulut, menyakitkan, menyedihkan, menyejukkan, meneduhkan. Tapi bagiku, semua tentang Bapak adalah hal menakjubkan yang seluruh dunia harus tau aku punya dia. 


Bapakku bukan seorang sarjana. Dia hanya orang baik yang ditakdirkan menjadi Bapakku. Dulu saat masih duduk di sekolah dasar, tidak sengaja aku melihat gelar-gelar panjang pada nama orang tua teman-temanku. Pulang sekolah tiba, aku pulang ke rumah lalu bertanya pada Ibu yang sedang sibuk memasak, “Ibu, kenapa Bapak tidak punya gelar seperti Ayah teman-temanku?” Ibu hanya tersenyum, dilanjutkan dengan jawaban dari Bapak, “Yaudah gapapa, sana tambai sendiri,” begitu katanya. Aku hanya bisa tersenyum tipis.


Dulu aku adalah anak perempuan manja yang selalu malu saat Bapak ingin mengantar pakai motor tuanya. Aku ingat suara motor kencang, ukuran motor yang lebih kecil dari Bapak, cat merah yang menurutku membuat motor itu terlihat semakin mencolok. Wajahku selalu cemberut saat Bapak bersemangat mengeluarkan motor itu dari garasi rumah kami. Suatu ketika, aku acuhkan tawaran Bapak untuk mengantarku ke sekolah. Kakiku sigap berjalan cepat agar tidak terkejar oleh motor tua Bapak. Dari kajauhan bunyi khas knalpot motor itu terdengar. Ternyata Bapak mengikutiku dari belakang sambil tersenyum. Meski senyum itu tipis, tapi itulah Bapakku.


Aku dan Bapak tidak terlalu dekat. Sesekali kami mengobrol, tapi tidak panjang. Aku tau Bapak sayang aku, dan aku yakin Bapak juga tau aku sayang Bapak. 


Bapak selalu membuat hari ulang tahunku istimewa. Tiup lilin, makan klepon dengan hiasan satu balon, stiker ulang tahun lewat email, hingga doa-doa yang aku aminkan di WhatsApp. 


Banyak cerita manis yang akan menghabiskan beribu kata jika aku tuliskan disini. Ternyata jariku belum memiliki kapasitas untuk itu. Cerita singkat ini aku persembahkan untuk Bapakku yang hebat. Meski aku belum cukup membanggakan, aku akan selalu berusaha untuk tidak mengecewakan Bapak. 


Semua Bapak di dunia akan terlihat hebat di mata anaknya. Mungkin tidak semua Bapak akan menjadi idola bagi anak-anaknya. Tapi untuk Bapakku, aku akan menghormati, menyayangi dengan setulus-tulusnya hatiku. Bapak memang bukan sarjana, kyai, orang penting atau semacamnya. Bapak juga tidak sempurna. Tapi dia Bapakku, selamanya.

Komentar

Postingan Populer