Pertama

Aku ingat hari itu, hari dimana matamu sedikit malu menatapku. Aku pun begitu, kukabarkan pada sahabatku kalau jantungku seperti ingin lepas.

Iya, hari itu pertama kali kita bertemu. Aku tersenyum padamu, karena selain tersenyum aku tidak bisa melakukan apapun. Apakah itu sudah cukup untuk merampas hatimu untukku?


Wahai kamu yang kini berhasil mengisi penuh hatiku. Apakah pertemuan singkat hari itu membuatmu memutuskan untuk menetap?

Atau, kalau boleh tau kapan kamu mulai menaruh aku di dalam dirimu? 

Apakah saat kita makan mie ayam?

Bisa saja saat kamu mendengar tawaku, tapi apa iya?

Bagaimana kalau ternyata saat kamu mengantarku ke terminal untuk naik bis? 


Ah, aku tidak tau.

Yang aku tau, ternyata kamu berhasil merebut hatiku yang sempat aku sisihkan dahulu.

Ternyata kamu yang membuat aku merasa tidak bisa sendirian, karena kamu selalu memastikan aku aman dari apapun.

Kamu pasti tersenyum saat membaca tulisanku, pipimu merah kan?


Aku mau hanya ada kamu dan aku untuk menjadi cerita selamanya. Cerita yang panjang itu dibangun dari tokohnya yang tidak pernah menyerah sekencang apapun badai menerpa. Kita, bisa kan seperti itu? 

Nanti kita bangun mimpi-mimpi itu untuk menjadi kenyataan.


Semoga doa-doa kamu pun doaku juga Tuhan kabulkan. Apapun itu, asal Tuhan setuju maka akan ringan langkahku dan kamu pun juga akan begitu.

Komentar

Postingan Populer